PADANG, SUMBARKITA – Buruknya tata kelola dan ekploitasi di kawasan pantai di Sumatra Barat (Sumbar) dinilai menjadi penyebab tingginya laju abrasi dalam beberapa tahun terakhir.
Kepala Departemen Advokasi Walhi Sumbar Tommy Adam kepada SumbarKita mengungkap eksploitasi menjadi salah satu faktor pendorong tingginya laju abrasi.
“Tata kelola kita masih sangat buruk. Banyak terjadi alih fungsi kawasan pinggir pantai untuk pariwisata, tambak, dan permukiman,” katanya, Kamis (4/8/2022).
Upaya pembukaan jalan baru yang dilakukan pemerintah di beberapa titik, menurut Walhi juga tidak mempertimbangkan daerah sempadan.
“Seperti jalan di Kawasan Bungus Teluk Kabung dan Pesisir Selatan. Penggunaan daerah sempadan untuk pemukiman juga masif terjadi di berbagai tempat,” ungkapnya.
Terkait upaya untuk menahan laju abrasi, kata Tommy, perlu langkah dan kebijakan yang serius. Ia menilai persoalan itu tidak selesai hanya dengan membangun batu pemecah ombak.
“Untuk pencegahan laju abrasi mestinya daratan yang dikuatkan terlebih dahulu. Selain itu mangrove atau bakau yang sudah itu tetap dipertahankan,” katanya.
Selain itu perlu dilakukan penambahan tutupan hijau di wilayah pantai. Tak kalah penting, kata Tommy, penegakan hukum harus lebih tegas untuk memberi sanksi kepada pihak-pihak yang merusak daerah pesisir.
Ia juga menjelaskan bahwa masyarakat juga perlu mendapatkan edukasi dan sosialisasi tentang pengelolaan wilayah pantai. Jika itu diabaikan dampaknya akan berkepanjangan.
“Di beberapa titik di pantai barat Sumbar laju abrasi bisa mencapai 2-4 meter pertahun. Selain itu, masyarakat juga dihadapi dengan ancaman lain, seperti tsunami, pergeseran ranah, gempa dan infiltrasi air laut,” katanya. *
Berita Terkait:
- Walhi Sumbar: Akibat Abrasi, 11.581 Penduduk Pasie Nan Tigo Terancam Kehilangan Rumah
- Khawatir Abrasi, Masyarakat Minta Pemerintah Serius Perhatikan Daerah Pesisir Pantai
- Tiap Tahun Surati Pemerintah Tak Digubris, Ratusan Rumah di Tiku Terancam Disapu Abrasi
- Abrasi Ancam Permukiman Warga, Lurah Pasie Nan Tigo Surati Pemko Padang
Editor: RF Asril