PADANG, SUMBARKITA – Jelang berulang tahun ke-353, Kota Padang masih memiliki banyak masalah yang mesti segera diselesaikan. Abrasi pantai jadi salah satu ancaman paling nyata yang dihadapi masyarakat saat ini.
Banyak masyarakat yang bermukim di tepi pantai khawatir abrasi kembali terjadi dan memporakporandakan perumahan.
Di sisi lain, sebagian masyarakat yang tinggal di tepi pantai saat ini sudah sedikit lega dengan hadirnya tanggul pemecah ombak.
Nurmaini (64) Warga Kelurahan Lolong Belanti, Kecamatan Padang Utara yang rumahnya hanya berjarak kurang lebih 100 meter dari Jalan Samudera mengaku telah menempati lokasi itu selama puluhan tahun.
“Saya sudah 50 tahunan di sini. Dulunya pantai ini masih 200 meter lebih jauh. Tapi, semakin lama, makin dekat jaraknya,” ungkapnya saat ditemui SumbarKita, Kamis (4/8/2022).
Nurmaini menjelaskan sekitar tahun 1983, air laut sempat masuk ke dalam rumahnya. Namun, sejak dibangunnya tanggul pemecah ombak warga dapat sedikit lebih tenang.
“Dalam bulan ini, ombak besar sempat menghancurkan beberapa kios pedagang di tepi pantai. Saya berharap pemecah ombak dibuat agak lebih jauh ke laut. Dengan begitu ada ruang baru dan lebih aman.” katanya.
Hal berbeda disampaikan Wiwid Puspita Sari (38), Warga Kelurahan Purus, Kecamatan Padang Barat yang juga tinggal tak jauh dari bibir pantai menyebut saat laut pasang, air bisa masuk ke rumahnya.
“Harapan saya air laut tidak sampai lagi ke sini. Pembangunan pemecah ombak membantu, tapi itu masih harus ditingkatkan, karena sebagian pondasi bangunan sudah terkikis,” ungkapnya.
Wiwid amat berharap pemerintah mampu bergerak untuk mengantisipasi terjadinya abrasi pantai, sehingga dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat. *
Editor: RF Asril