Peneliti dari Balai Riset Inovasi Nasional (BRIN) Triwurjani, menyambut baik Festival Maek ini sebagai bentuk mengenali sejarah nenek moyang. Arkeolog ini menyebut sangat jarang tokoh yang memberikan perhatian serius terhadap budaya dan benda purbakala.
“Kami tim dari BRIN sengaja membawa fosil tengkorak manusia hasil ekskavasi Tahun 1985, sebagai bentuk penghargaan atas kegiatan ini, semoga dengan festival ini bisa memberikan dampak positif terhadap perkembangan pengetahuan,” harap Triwurjani.
Pameran Hasil Riset Maek ini merupakan rangkaian kegiatan Festival Maek yang digelar melalui Dana Pokir Ketua DPRD Sumbar, Supardi. Puncak festival dilaksanakan di Maek pada tanggal 17 hingga 20 Juli mendatang di Nagari Maek, Kabupaten Limapuluh Kota. Berbagai atraksi dan kesenian dalam dan luar negeri akan ditampilkan secara spektakuler.