“Hampir tiap setengah jam bom meledak, Mulai dari pukul 12 hingga pukul 5 pagi,” ungkapnya.
Karena situasi yang semakin memburuk, Rina bersama kedua anaknya harus dievakuasi kembali ke Indonesia. Sementara itu, suaminya yang merupakan warga Lebanon dan bekerja di sana memilih untuk tidak ikut dievakuasi.
“Namun, kami terus berkomunikasi untuk mengabari kondisi masing-masing,” ujarnya.
Untuk diketahui, proses evakuasi dilakukan pada 3 Oktober 2024 dengan melalui serangkaian proses yang tidak mudah. Rina bersama anak-anaknya harus melakukan perjalanan darat dari Beirut menuju KBRI di Lebanon kemudian melewati wilayah konflik lainnya yakni Suriah dan Yordania sebelum akhirnya terbang ke Indonesia.