SUMBARKITA.ID – Sejak seminggu terakhir, beberapa titik di kawasan Sitinjau Lauik kerap dilanda Longsor. Tercatat sejak tanggal 9 Juli 2022, sudah 4 kali longsor terjadi. Dapat dikatakan, hampir setiap hari longsor menghantui masyarakat dan pengguna jalan di Sitinjau Lauik, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang ini.
Terakhir, longsor terjadi pada Selasa (12/07/2022) subuh. Dimana saat itu areal perbukitan tengah diguyur hujan ringan. Namun efeknya, membuat seluruh ruas jalan menjadi tertutup. Dinas BPBD dan PU kota Padang pun harus berjibaku untuk membersihkan material longsor yang membuat kemacetan hingga 4 kilometer.
Tim SUMBARKITA.ID pun langsung melihat ke lokasi longsor dan menemukan 17 titik bekas longsor dari panorama 1 hingga batas kota Padang – Solok dengan besaran yang bervariasi. Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena Sitinjau Lauik merupakan satu-satunya akses jalan yang menghubungkan Kota Padang dengan Kabupaten Solok.
Ditambah lagi dengan rencana Pemerintah yang akan melakukan pelebaran jalan di sepanjang jalur tersebut. Dengan adanya pembangunan, dipastikan membutuhkan kayu.
Salah seorang masyarakat Lubuk Kilangan, Rahmat mengatakan fenomena longsor di Sitinjau Lauik ini sudah menjadi makanan sehari-hari. Bagi warga pinggiran Sitinjau Lauik, fenomena longsor sudah tidak asing lagi dan sudah jadi hal yang biasa. Hampir setiap bulan dipastikan ada longsor yang menutupi jalan. Sampai sekarang belum ada solusi yang pas dari pemerintah untuk menghentikan longsor-longsor tersebut.
“Yang kami harapkan adalah solusi. Bagaimana pemerintah mengkaji lebih dalam soal perbukitan di sini. Jadi ada jalan temunya. Jangan dibiarkan terus terjadi, bisa saja mengancam jiwa para pejabat negeri ini atau keluarga mereka,” ucap Rahmad kepada Sumbarkita.id, Selasa siang.
Ia juga mengatakan banyak masyarakat di kecamatan Lubuk Kilangan yang berlalu lalang disekitar Sitinjau Lauik. Terlihat sejak satu bulan terakhir, gerusan dinding bukit dibeberapa titik yang biasa longsor sudah sangat labil. Hal ini terlihat dari seringnya longsor terjadi beberapa hari terakhir.
“Hujan saja sedikit atau gerimis, tanahnya sudah mulai turun sedikit demi sedikit. Jika hujan sedikit deras, maka tanah langsung amblas dan longsor. Ini contoh dinding bukit sudah sangat labil. Mohon solusinya pemerintah,” katanya.
Karena itu, ia meminta agar pemerintah sesegera mungkin untuk memperkuat dinding perbukitan, baik dengan cara penghijauan maupun dengan konstruksi fisik.
Sebelumnya, jalur Padang – Solok ini kerap terjadi longsor. Dari catatan SUMBARKITA.ID sejak tanggal 23 Juni 2022, sekitar 11 kali longsor terjadi di sepanjang jalan lintas Sumatera Sitinjau Lauik hingga Batas Kota Padang. (Rian)
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha