SUMBARKITA.ID – Pernyataan Presiden Joko Widodo yang mengaku mengantongi informasi internal partai politik (Parpol) dari Intelijen, dinilai sebagai upaya mengingatkan barisan relawannya untuk mawas diri dalam bersikap jelang Pilpres 2024.
Analis komunikasi politik Hendri Satrio menganggap pernyataan yang diungkap Jokowi saat menghadiri Rakernas Sekretariat Nasional Jokowi, di Bogor, Sabtu kemarin (16/9), merupakan bentuk imbauan.
“Jadi relawan (diminta) jangan buru-buru pindah kepada para capres ataupun ketua umum partai politik tertentu,” ujar Hendri Satrio, Selasa (19/9).
Sosok yang kerap disapa Hensat itu juga melihat Jokowi masih melakukan cawe-cawe politik hingga hari ini, karena masih khawatir kontestan yang potensial menang pada Pilpres 2024 bukan bagian dari lingkaran kekuasaannya.
“Ini tentang keinginan dia melepas kekuasaan. Tampaknya dia masih belum siap,” tuturnya.
Selain itu, dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina itu meyakini Jokowi juga tengah menekan para ketua umum partai politik melalui pernyataannya tersebut.
“Seakan dia ingin sampaikan, agar para ketum parpol itu jangan bermanuver sendiri, karena Pak Jokowi masih punya informasi yang mereka semua tidak tahu,” tuturnya.
“Jadi ini soal bagaimana dia memastikan kekuasaan ini masih dia miliki, dan itu disampaikan kepada para ketum parpol. Sehingga ini bentuknya sedikit banyak seperti peringatan keras,” tandas Hensat dilansir Kantor Berita Politik RMOL. ***