“Jadi pada dasarnya, Tabuik Basalisiah menggambarkan suasana perang Padang Karbala. Yakni perang yang menewaskan cucu Nabi Muhammad SAW, Hussein,” ucap Mak Etek.
Saat itu, Hussein memimpin 40 pasukan. Sedangkan lawannya yakni pasukan Yazid, memiliki ratusan tentara. Dalam pertarungan yang tidak seimbang ini, Hussein mengalami kekalahan. Bahkan kepalanya dipenggal dan jarinya dicincang.
“Dalam perang Karbala, Hussein mengalami kekalahan. Kepalanya dipenggal dan jarinya dicincang. Jadi dalam setiap festival Tabuik, selalu mengenang peristiwa perang Karbala. Diilustrasikan dengan cakak banyak antara dua kelompok yang memegang tabuik,” kata Mak etek lagi.
Sebelum berlangsungnya Tabuik Basalisiah, terlebih dahulu dilakukan prosesi prosesi Manabang dan Maambiak Batang Pisang.
“Batang pisang itu ditebas oleh seorang algojo dengan menggunakan pedang yang diberi nama Pedang Janewa. Tebasan harus sekali tebas dan batang pisang harus putus,” jelas Mak Etek (*)