PDRI sendiri merupakan strategi darurat yang cerdas. Dalam situasi tanpa presiden dan wakil presiden, republik tetap berjalan berkat pemerintahan alternatif ini. Mr. Sjafruddin Prawiranegara ditunjuk sebagai ketua PDRI sekaligus merangkap sejumlah jabatan menteri, dibantu oleh tokoh-tokoh penting lain seperti Teuku Mohammad Hasan, Sutan Mohammad Rasjid, dan Ir. Indracaya.
Bukan Istana, Tapi Rumah Biasa Penuh Makna
Rumah PDRI hanyalah rumah sederhana, jauh dari kata megah. Namun dari rumah biasa inilah lahir keputusan luar biasa. Para pejuang tidak membutuhkan fasilitas mewah untuk mengatur strategi kenegaraan, yang mereka butuhkan hanya semangat juang dan kesatuan hati untuk mempertahankan kemerdekaan.
Kesederhanaan ini justru memperkuat nilai sejarahnya. Dinding-dindingnya yang kini mulai rapuh menyimpan kisah kepahlawanan dan keteguhan. Rumah ini adalah bukti bahwa perjuangan mempertahankan Republik tidak dilakukan di gedung mewah, melainkan dari rumah rakyat.
Lebih dari Bangunan, Ini Warisan Bangsa
Rumah PDRI bukan sekadar bangunan tua. Ia adalah simbol keberanian dan ketegasan republik di masa genting. Dari tempat ini, Indonesia pernah bertahan saat eksistensinya hampir musnah. Rumah ini mengingatkan kita bahwa bangsa ini pernah melalui masa-masa tergelap, dan berhasil melewatinya dengan semangat persatuan.