Sumbarkita – Pariaman merupakan salah satu kota yang berada di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, tepatnya di pesisir pantai (Laut Hindia) sebelah utara kota Padang. Pariaman, yang berarti “daerah yang aman”, memiliki luas wilayah 73,36 kilometer persegi.
Di daerah ini ada suatu pesta adat yang disebut dengan Tabuik. Masyarakat Pariaman menyambut Tahun Baru Islam melalui gelaran upacara Tabuik.
Tradisi ini digelar setiap tahun pada tanggal 1-10 Muharam dalam rangka memperingati syahidnya Husein bin Abi Thalib (cucu nabi Muhammad) di Padang Karbela. Upacara ini bersifat klosal kerena melibatkan ribuan personil mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelenggaraanya, mengandung unsur kepercayaan (religi) dan nilai budaya masyarakat pengembannya.
Festival ini telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu dan diperkirakan telah ada sejak abad ke-19 Masehi dan mulai 1982, perayaan tabuik dijadikan bagian dari kalender pariwisata Kabupaten Padang Pariaman.
Ada tujuh tahap rangkaian ritual Tabuik di Pariaman ini. Dimulai dengan mengambil tanah, menebang batang pisang, mataam, mengarak jari-jari, mengarak sorban, tabuik naik pangkek hingga hoyak tabuik dan membuang tabuik ke laut.
Prosesi mengambil tanah dilaksanakan pada 1 Muharam. Menebang batang pisang dilaksanakan pada hari ke-5 Muharam. Mataam pada hari ke-7, dilanjutkan dengan mangarak jari-jari pada malam harinya. Pada keesokan harinya dilangsungkan ritual mangarak saroban.
Pada hari puncak, dilakukan ritual tabuik naik pangkek, kemudian dilanjutkan dengan hoyak tabuik. Hari puncak ini dahulu jatuh pada tanggal 10 Muharam, tetapi saat ini setiap tahunnya berubah-ubah antara 10-15 Muharam, biasanya disesuaikan dengan akhir pekan. Sebagai ritual penutup, menjelang maghrib tabuik diarak menuju pantai dan dilarung ke laut.
Pantai Gandoriah yang menjadi titik pusat perhatian seakan menjadi lautan manusia, khususnya menjelang prosesi tabuik diarak menuju pantai. Setiap tahun, acara ini dihadiri ribuan orang.