PADANG, SUMBARKITA – Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyebut saat ini suplai pupuk bagi petani terganggu akibat invasi yang dilakukan Rusia ke Ukraina. Sebab demikian, ia meminta petani beralih menggunakan pupuk organik.
Berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) impor pupuk ke Sumbar mengalami penuruan drastis sepanjang tahun 2022. Jika dibandingkan antara periode Januari-Juli 2021 dan periode yang sama pada tahun 2022 terjadi penurunan suplai pupuk sebesar 39,42 persen.
“Pada Januari hingga Juli 2021, nilai impor pupuk Sumbar mencapai USD 29,10 juta. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2022, jumlah ini jauh menurun. Tercatat nilai impor pupuk hanya mencapai USD 17,63 juta,” tulis BPS Sumbar, Kamis (1/9/2022).
Mahyeldi saat menerima kunjungan kerja (kunker) spesifik Komisi XI DPR RI, mengatakan suplai pupuk ke Sumbar terkendala akibat invasi Rusia ke Ukraina.
Konflik antar dua negara itu, kata Mahyeldi, menyebabkan salah satu komponen impor menjadi terhambat, sehingga berdampak pada lambatnya distribusi pupuk kepada petani.
“Meski begitu, Pemprov Sumbar mendorong para peternak untuk mengolah pupuk organik,” kata Mahyeldi, Jumat (9/9/2022).
Mahyeldi mengatakan Pemerintah Provinsi Sumbar bersama instansi terkait lainnya di dalam TPID Sumbar terus berupaya melakukan berbagai langkah dan strategi guna menekan laju inflasi.
Di antaranya, kata Mahyeldi, dengan menjaga suplai pangan, ketersediaan pupuk, hingga mengintervensi pasar melalui operasi pasar, dan pameran.
“Mudah-mudahan dengan kehadiran Komisi XI hari ini ke Sumbar akan menambah semangat kami dan juga memberikan masukan berharga untuk terus menekan inflasi di Provinsi Sumbar,” ujarnya. (*)
Berita Terkait: Suplai Terganggu Akibat Perang, Petani di Sumbar Diminta Olah Pupuk Sendiri
Editor: RF Asril