Terpisah, Sumbarkita mencari Kalapas Pariaman Effendi di kantornya. Ternyata ia tidak berada di kantor melainkan tengah makan bersama (satu dulang) dengan narapidana.
Pemandangan tersebut teramat langka. Seorang Kalapas tengah menyampat nasi, duduk berlingkaran dengan narapidana.
Melihat kedatangan Sumbarkita, ia lantas menjamu untuk makan bersama. Sedikit janggal rasanya makan bersama narapidana namun tidak bagi Effendi.
“Dari awal ditugaskan ke sini saya harus menaruh asumsi positif untuk narapidana dan anggota saya. Saya anggap mereka saudara. Dengan begitu hubungan psikis terbentuk. Mempermudah saya memberikan arahan dan mereka senang dengan arahan saya,” ujar Effendi.
Effendi menegaskan bahwa tidak ada itikad buruk dari setiap pimpinan atau Kalapas.
“Saya berupaya terus agar situasi di dalam ini mengarah pada nilai-nilai agama. Kita sama tau bahwa hanya Allah lah yang mampu mengubah kehidupan hambanya dengan mudah,” ujar Effendi.