Sumbarkita – Kasus pencabulan terhadap 43 orang santri laki-laki oleh oknum guru di Pondok Pesantren MTI Canduang di Kabupaten Agam terus menjadi sorotan.
Ketua Yayasan Syekh Sulaiman Aransuli Prof Syukri Iska mengatakan, dari 43 orang santri itu, sebanyak 34 orang korban santri aktif, selebihnya alumni.
“Dari 34 santri aktif itu, sampai saat ini dua orang mengundurkan diri atau pindah, dan itu merupakan permintaan dari orang tua,” katanya saat jumpa pers, Selasa (6/8).
Syukri Iska mengatakan bahwa pihak MTI Canduang berharap anak tersebut tetap bersekolah di sini, namun orang tuanya meminta untuk pindah.
“Kita sudah berupaya untuk membujuk agar siswa itu tetap bersekolah di sini, dan bisa mendapatkan pendampingan dari psikolog,” kata Syukri Iska.
Berbagai upaya baik itu pemulihan ataupun investigasi terus dilakukan oleh pihak Ponpes MTI Canduang dengan mendatangkan pihak psikolog untuk memberikan pemulihan mental bagi seluruh santri.