“Terdapat dugaan bahwa jatah menteri PKS dalam kabinet Prabowo juga dipertaruhkan jika dukungan tidak dialihkan kepada Anisa-Leli,” ungkap narasumber yang merupakan pengurus daerah Kim plus tersebut.
Asrinaldi menjelaskan bahwa elite PKS sendiri tampaknya menyadari sulitnya menambah konstituen selama menjadi oposisi. Sehingga, saat ada peluang dalam koalisi, maka tawaran itu sulit ditolak.
Ia juga menilai bahwa pola pikir elite partai saat ini cenderung pragmatis, hanya berfokus pada periode lima tahun mendatang, bukan pada rencana jangka panjang.
“Seharusnya, partai politik berpikir tentang apa yang akan terjadi 50 tahun ke depan, bukan hanya lima tahun ke depan. Namun, saat ini, banyak partai politik lebih mementingkan kepentingan jangka pendek dan mengambil keputusan untuk bergabung dengan pemerintah,” ujar Asrinaldi.
Ia menekankan bahwa agenda besar di daerah seperti Dharmasraya ini tidak terlepas dari komunikasi antarpartai dalam KIM Plus.
“Ini adalah persoalan agenda besar yang diketahui oleh elite partai. Ketika ada calon yang dianggap mengganggu agenda KIM, tentunya mereka akan diajak berkomunikasi untuk tidak keluar dari kesepakatan yang sudah dibuat bersama,” pungkasnya.