AGAM, SUMBARKITA – Pertanian organik dinilai dapat menjadi salah satu solusi agar biaya produksi menjadi rendah, tanah menjadi subur dan hasil panen melimpah dengan kualitas yang prima.
Bupati Agam Andri Warman mengatakan pertanian organik merupakan jawaban bagi para petani masa kini. Khususnya bagi petani penggarap agar tak lagi bergantung pada pupuk dan pestisida kimia.
Petani, kata dia, dapat memanfaatkan potensi alam sekitar untuk diolah menjadi pupuk ataupun pestisida nabati.
“Ilmu soal peralihan model pertanian ini semoga diterapkan di nagari masing-masing, sehingga akan sangat membantu petani dalam meningkatkan pendapatan,” kata Andri di Canduang, Rabu (14/9.2022).
Beberapa kelompok tani di Agam sudah berhasil beralih ke model pertanian organik, salah satunya Kelompok Tani Ganto Sori Matur Mudiak, Kecamatan Matur.
Kelompok tani ini tidak lagi bergantung pada ketersediaan pupuk kimia untuk meningkatkan produksi padi.
Pada Kamis, 8 September 2022 lalu, Kelompok Tani Ganto Sori melakukan panen padi organik dengan varietas kusuik putiah, di lahan salah seorang anggota kelompok tani, Yusni.
Dari panen padi organik, hasilnya mencapai 6,3 ton per hektar, Angka ini meningkat dibanding periode sebelumnya.
Kepala Dinas Pertanian Agam, Afniwirman mendukung petani dalam mengembangkan padi organik ini. Terlebih, kata dia, ketersediaan pupuk kimia bersubsidi akan semakin terbatas.
Keterbatasan pupuk itu, kata Afniwirman, mestinya menjadi momentum agar petani mulai menerapkan pertanian organik, dengan memanfaatkan bahan-bahan di sekitar untuk diolah jadi pupuk dan pestisida nabati.
“Lewat pertanian organik ini, dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia, serta mengurangi biaya produksi. Jika biaya produksi berkurang, tentu petani akan mendapat untung lebih,” katanya. (*)
Editor: RF Asril