Sumbar – Angka stunting di Sumatera Barat (Sumbar) tercatat tinggi. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Sumbar berada di angka 25,2% pada 2022, meningkat dari tahun sebelumnya yang masih 23,3%.
Guna mendeteksi dini stunting dan upaya menurunkannya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar menerapkan konsep Posyandu Terintegrasi .
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat pada semua siklus kehidupan, seperti ibu hamil, bayi dan balita, usia produktif, hingga lansia.
Kepala Dinkes Sumbar Lila Yanwar menyebut konsep Posyandu Terintegrasi tersebut adalah untuk deteksi dini stunting pada anak sehingga bisa cepat dilakukan tindakan pencegahan.
“Kami menerapkan Posyandu Terintegrasi ini di Padang Panjang untuk memberikan pelayanan sosial dasar keluarga, terutama dalam aspek pemantauan tumbuh kembang anak. Pelaksanaannya dilakukan secara terkoordinasi dan terintegrasi,” ujarnya, dikutip dari Antara, Kamis, (2/11).
Menurutnya, konsep Posyandu Terintergrasi itu bukanlah hal baru karena hanya memadupadankan posyandu-posyandu yang telah ada selama ini.
“Sebelum ini telah ada Posyandu Ibu Hamil, Posyandu Bayi dan Balita, Posyandu Lansia, dan Posbindu. Namun itu terpisah-pisah. Sekarang disatukan tempat dan kegiatannya,” katanya.
Menurutnya, dengan menyatukan semua jenis posyandu, semua anggota keluarga mulai dari bayi sampai lansia bisa sama-sama memeriksakan kesehatan sehingga jika ada penyakit yang terdeteksi, penanganannya bisa dilakukan sedini mungkin.