Menurutnya, dorongan dari orang tua untuk melanjutkan studi tersebut disambut baik dengan prinsip untuk berbakti pada orang tua.
“Ya, saya ikuti orang tua sebagai bentuk bakti saya. Selama itu baik,” katanya.
Pada perjalanan mendapatkan gelar magister, Tria mengaku banyak berkenalan dengan dunia riset dan penelitian, termasuk penelitian yang berkaitan dengan gizi anak dan konsumsi kental manis oleh balita. Berawal dari melakukan penelitian, ia semakin mendalami persoalan kental manis di masyarakat.
Tria menceritakan pada masa-masa tersebut dirinya lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan penelitian di luar kelas dan menerbitkan banyak jurnal ilmiah. Hasil penelitiannya bahkan sudah diterbitkan dalam bentuk buku dan sudah dicetak sebanyak dua kali pada 2022.
Jalan Mulus Dosen Muda
Ditengah kesibukannya melakukan banyak penelitian, Tria tidak abai akan tanggung jawabnya sebagai seorang ibu. Justru ia berhasil menyelesaikan studi magisternya dalam kurun waktu hanya 1,5 tahun, hal ini lebih cepat dari mahasiswa lainnya. Tak puas sampai disitu, ibu dua anak ini melanjutkan studi doktoralnya (S3) di Universitas Indonesia.
“Banyak suara-suara dari luar yang meremehkan, bertanya-tanya dan seakan menghakimi saya. Ada yang bilang kok masih muda sudah jadi doktor, kok fokus ke pendidikan lah, ninggalin anak lah, kasian ya, dan lain-lain sebagainya. Saya sih fokus aja dan hal ini saya buktikan kepada mereka,” katanya.
Saat ini, selain dikenal sebagai seorang guru besar, Tria Astika juga aktif sebagai anggota Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah. bersama dengan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) yang menjadi mitra kerja Aisyiyah sejak 2019.
Tria dikenal sebagai ahli gizi yang vokal menyuarakan isu kental manis bukan susu. Menurutnya, permasalahan ini tidak bisa dianggap sepele karena dapat mengancam kesehatan generasi anak Indonesia.
“Masalah kental manis ini kompleks, karena produknya sudah ada dari ratusan tahun lalu dan masyarakat sudah menganggap ini sebagai susu padahal bukan. Oleh karena itu perlu dukungan semua pihak untuk menuntaskan ini dengan terus mengedukasi masyarakat. Dan ini bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi semua pihak,” ucapnya lagi. ***