“Penyebab masih diteliti karena lokasi ini sudah pernah juga runtuh sebelumnya. Jadi, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor penyebab pastinya,” ucapnya.
Menurut pantauan tim BPBD, longsor di kawasan Ngarai Sianok sering kali dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk curah hujan yang tinggi dan kondisi tanah yang labil. Kondisi geologi Ngarai Sianok yang berada di antara tebing-tebing curam juga menjadi faktor yang membuat area tersebut rentan terhadap pergerakan tanah.
Meski tidak berdampak langsung pada masyarakat, BPBD tetap mengimbau warga yang tinggal di sekitar lokasi, terutama di wilayah Birugo dan Belakang Balok, agar tetap waspada.
“Kami mengimbau warga di sekitar lokasi untuk waspada, terutama mereka yang tinggal di area yang memiliki akses langsung dengan Ngarai Sianok,” imbau Zulhendri.
Diberitakan sebelumnya, Longsor di Ngarai Sianok ini sempat terekam dalam sebuah video amatir yang beredar di masyarakat. Dalam video tersebut, terlihat jelas detik-detik ketika material tanah dan bebatuan dari tebing tinggi meluncur ke bawah dan mengakibatkan debu yang membubung tinggi.
Ini bukan kali pertama longsor terjadi di kawasan Ngarai Sianok. Pada Januari 2024, longsor besar juga sempat mengguncang area yang sama.