Dilansir AFP, penduduk Kunduz, ibu kota provinsi dengan nama yang sama, mengatakan bahwa ledakan itu menghantam sebuah masjid Syiah selama salat Jumat.
Zalmai Alokzai, seorang pengusaha lokal yang bergegas ke Rumah Sakit Provinsi Kunduz untuk memeriksa apakah dokter membutuhkan donor darah, menggambarkan pemandangan yang mengerikan.
“Ambulans akan kembali ke tempat kejadian untuk membawa orang mati,” katanya.
Seorang pekerja bantuan internasional di rumah sakit MSF di kota itu mengatakan kepada AFP bahwa ada kekhawatiran jumlah korban tewas bisa meningkat.
“Ratusan orang berkumpul di gerbang utama rumah sakit dan menangisi kerabat mereka, tetapi orang-orang bersenjata Taliban berusaha mencegah pertemuan jika ledakan lain direncanakan,” katanya.
Gambar grafis yang dibagikan di media sosial, yang tidak dapat segera diverifikasi, menunjukkan beberapa mayat berlumuran darah tergeletak di lantai.
Sementara gambar menunjukkan gumpalan asap membubung ke udara di atas Kunduz.
Sebuah video menunjukkan pria menghalau orang-orang, termasuk wanita dan anak-anak, menjauh dari tempat kejadian. Kerumunan yang ketakutan memadati jalan-jalan.