SUMBARKITA.ID — Perubahan iklim selama empat tahun belakangan berdampak terhadap ketahanan pangan warga Kabupaten Padang Pariaman.
Sumbarkita.id merangkum berbagai dampak perubahan iklim tersebut.
Bencana yang disebabkan oleh perubahan iklim tersebut diantaranya berupa banjir pada 17 Oktober 2019Â yang membuat 38 unit rumah terendam, 300 toko atau kios terendam dan 10 hektar lahan pertanian terendam.
Lalu pada 20 November 2020, sebanyak 35 jiwa mengungsi, 825 ternak hanyut (10 ekor kerbau dan 15 ekor kambing serta 800 ayam dan itik), 25 hektar sawah terendam, ladang atau kebun 10 hektare terendam, dan 19 unit traktor hanyut.
Selanjutnya banjir dan longsor pada 29 September 2021 mengakibatkan 1 orang tewas, 72 orang mengungsi, 338 unit rumah, 80 hektar sawah, 1 unit fasilitas ibadah, 1 unit fasilitas pendidikan juga terendam banjir. Tidak hanya itu 12 unit rumah rusak berat, 10 unit kios atau warung rusak, dan 30 kendaraan motor rusak.
Perubahan iklim juga menyebabkan kemarau yang berdampak pada gagal panen sebanyak lima periode tanam berturut-turut. Sebanyak 117 hektar sawah terserang hama penyakit dan seluas 7.400 hektar lebih hamparan sawah petani tidak bisa dialiri air karena jebolnya Irigasi Anai ll.
Jika dihitung kerugiannya tanaman padi yang terdampak atau gagal panen diperikiran sekitar 585 ton.
Data kerugian tersebut sesuai dengan data yang dihimpun oleh pihak Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) daerah Sumbar.