Padang – Banyak tempat wisata di Sumatera Barat (Sumbar) mendadak viral lalu ramai dikunjungi warga. Namun banyak pula objek wisata tersebut, terutama yang berada di pedesaan, tiba-tiba sepi pengunjung, bahkan ada yang ditutup. Apa penyebabnya?
Anggota Tim Percepatan Pembangunan Desa Wisata Provinsi Sumbar, Mochammad Abdi, menilai fenomena itu kemungkinan terkait Destination Management Organization (DMO), atau manajemen dan tata kelola destinasi.
Menurutnya, banyak masyarakat di Sumbar mengelola kawasan wisata secara alamiah, belum termanajemen dengan baik.
“Ketika datang wisatawan, pasti ada catatan minus atau kekurangan. kekurangan itu tidak ditindaklanjuti sehingga berdampak semakin berkurangnya orang yang datang ke sana,” kata Abdi, Sabtu (14/10).
Kekurangan itu terjadi bisa karena faktor akses jalan yang buruk, objek wisata sulit dijangkau, harga makanan terlalu mahal atau tidak sesuai selera warga yang berkunjung.
Kemudian bisa karena pengelola yang tidak ramah dan tidak bersahabat, petugas parkir yang meminta tarif seenaknya dan tidak ada atraksi yang mendukung di lokasi wisata.
“Kemudian bisa karena faktor lainnya yang membuat pengunjung tidak nyaman seperti kebersihan, faktor pendukung seperti tidak adanya WC, tak ada tempat parkir dan faktor-faktor lainnya,” ujarnya.
Dia menyebut, wisata viral yang sebagian besar berada di desa itu menjamur saat masa pandemi, karena banyak objek wisata yang tutup.