“Kami juga sudah sampai ke Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk minta bantuan,” ujarnya.
KRI Teluk Ratai 509 merupakan Kapal Perang yang sudah dipensiunkan pada Tahun 2019 lalu. Kapal ini merupakan bekas kapal perang milik Amerika Serikat yang menjadi saksi sejarah pada masa Perang Dunia II.
Selama setengah abad lebih, kapal perang ini banyak dilibatkan dalam operasi militer, antara lain Operasi Dwikora, Operasi Seroja Timor-Timur, Operasi Bhakti Surya Bhaskara Jaya, TNI/ABRI Masuk Desa, Angkutan Laut Militer (Anglamil) pasukan penjaga wilayah perbatasan RI, dan operasi penanggulangan bencana alam tsunami di Aceh serta bantuan angkutan laut dalam mendukung pembangunan nasional.
Kapal sepanjang 100 meter dan lebar 15,5 meter ini mampu mengangkut 20 tank dan 200 pasukan. Agar memudahkan pendaratan pasukan beserta persenjataannya, kapal ini memiliki rampa atau titian depan dengan kemampuan mendarat langsung di pantai.
Sebelum diresmikan sebagai Kapal Perang Republik Indonesia, kapal milik Amerika Serikat bernama INAGUA SHIPPER-678. Kapal ini dibuat di Galangan Chicago Bridge dan Iron Co. USA pada tanggal 30 Juni 1944.
Sementara untuk persenjataan, Kapal ini dirancang lebih pada kebutuhan peran dari PSU (Penangkis Serangan Udara), ada dua pucuk meriam kanon twin kaliber 40 mm (di haluan dan di buritan), empat pucuk meriam kanon 40 mm laras tunggal, dan 12 pucuk meriam kanon 37 mm laras tunggal, dimana kesemuanya dioperasikan secara manual.
Pada 31 Maret 1960 kapal ini resmi diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia dan masuk dalam jajaran TNI AL pada tahun 1967 sebagai unsur Satuan Kapal Amfibi Koarmatim dengan nama KRI Teluk Ratai-509.
Pada tanggal 01 April 1990, Kapal ini dialihbinakan ke Kolinlamil untuk memperkuat jajaran Satlinlamil Surabaya, sampai dipurnatugaskan pada 15 Agustus 2019 lalu.
Editor: RF Asril