SUMBARKIRA.ID — Sepekan ini tak lagi badai di Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Air danau sudah tampak kembali normal usai badai membuat perairan itu keruh dan ikan pada mati.
Kendatipun demikian, nelayan keramba jaring apung di Maninjau masih enggan mengisi keramba dengan ikan pasca peristiwa kematian ikan secara massal.
Harga ikan pun sudah mulai naik. Satu kilogram ikan jenis Nila dibanderol dari Rp28 ribu hingga Rp30 ribu.
Salah seorang petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Nagari Koto Malintang bernama Afdal (39) mengatakan pada bahwa ia belum mengisi keramba dengan ikan.
“Belum berani saya mengisi keramba dengan ikan mengingat saat ini masih dalam musim penghujan. Memang iya sih, dalam minggu ini cuaca sudah mulai bersahabat, tidak badai lagi di danau maninjau,” ungkap Afdal kepada Sumbarkita.id, Jumat (16/12/2022).
Lebih lanjut dikatakannya, pada musim badai kemarin, ikan miliknya juga terdampak badai sehingga sekitar 3 ton mati tak bisa dijual.
“Membusuk semuanya. Itu yang buat saya masih takut memasukan ikan ke keramba,” imbuh Afdal.
Lihat dulu nanti, lanjutnya, jika pada bulan Januari 2023 musim hujan badai sudah berlalu, ia akan kembali mengisi keramba dengan ikan.
Senada dengan Afdal, salah satu pemilik keramba di Nagari Koto Kaciak bernama Ikbal mengatakan juga bahwa pihaknya masih menunggu cuaca normal kembali.
“Jika cuaca sudah kembali normal saya dan kawan kawan lainnya baru menjalankan keramba. Tidak semua juga kok, ada juga beberapa warga di sini sudah ke danau lagi,” kata Ikbal.
Ikbal juga menuturkan, kendatipun ikan mati massal di Maninjau kalau dihitung-hitung untung dan rugi, baginya tak masalah jika sekali periode ikan mati.
“Kalau beberapa kali dalam setahun itu baru berat kali rasanya. Ini kan sudah biasanya. Paling tidak sekali dalam 2 tahun ikan mati secara massal akibat badai ataupun balerang,” jelas Ikbal. ***