SUMBARKITA.ID — Presiden Donald Trump menginginkan Arab Saudi untuk mengikuti langkah Uni Emirat Arab berdamai dengan Israel. “Ya” jawabnya ketika ditanya apakah dirinya mengharapkan monarki di Riyadh itu akan menerima uluran tangan Tel Aviv.
Dalam konferensi pers di Washington, Trump kembali menyebut “Perjanjian Ibrahim” antara UEA dan Israel sebagai kesepakatan yang menguntungkan dan bahwa ada “negara-negara yang tidak mungkin Anda percaya akan mau bergabung dengan perjanjian itu,” katanya tanpa menyebut negara lain kecuali Arab Saudi.
Selama ini Saudi berhati-hati mengomentari perjanjian damai antara sekutunya di teluk dengan negeri Yahudi itu. Kamis (20/8) Kementerian Luar Negeri mengatakan pihaknya tetap berkomitmen pada Inisiatif Damai Arab, 2002.
Kesepakatan antara negara-negara Arab itu menyaratkan, damai dengan Israel hanya bisa dicapai jika dibarengi pembentukan negara Palestina, penyerahan kembali wilayah yang diduduki sejak 1967 dan hak kembali bagi pengungsi Palestina.
Sebab itu ketika perjanjian UEA-Israel diumumkan, Palestina menerbitkan pernyataan yang menuduh kebijakan monarki di Abu Dhabi itu sebagai “pengkhianatan atas Yerusalem, al-Aqsa dan Palestina.”
Perdamaian dengan Israel hal “positif”
Menlu Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan, sebaliknya menilai perjanjian yang memaksa Israel menghentikan aneksasi terhadap Tepi Barat Yordan sebagai “sesuatu yang positif,” kata dia seperti dilansir Associated Press, Rabu (19/8).
Dia mengaku Arab Saudi terbuka bagi kesepakatan serupa dengan syarat perdamaian antara Israel dan Palestina. Namun begitu, sekutu Riyadh lain, Bahrain, Oman dan Mesir sebaliknya sudah lebih dulu menyatakan dukungannya terhadap kesepakatan tersebut.
Seperti negara Teluk lain, Arab Saudi sudah sejak lama menjalin kerjasama dengan Israel, terutama di bidang keamanan lantaran memiliki musuh yang sama, yaitu Iran. Namun jika Raja Salman dikenal bersimpati pada perjuangan Palestina, putranya, Pangeran Mohammed bin Salman, berulangkali mengisyaratkan diri bersedia berbicara dengan Israel.
“Kami berkomitmen kepada Rencana Damai Arab dan ini adalah cara terbaik untuk melangkah ke depan menuju normalisasi hubungan dengan Israel,” kata Menlu Saudi, Faisal bin Farhan saat berkunjung ke Berlin, Jerman, Rabu (19/8).
“Semua upaya yang bisa mempromosikan damai di kawasan dan menghadang ancaman aneksasi bisa dilihat sebagai sesuatu yang positif,” imbuhnya.