“Jadi kekerasan dan senioritas itu diharamkan di Gontor. Mereka yang bertikai saja bisa diusir. Apalagi memukul,” ucapnya.
Selama mengenyam pendidikan di Gontor, Yang ia rasakan bukan senioritas yang mengarah ke kekerasan. Namun pembagian tugas yang didasarkan pada kelas/tingkat pembelajaran para santri.
“Senioritas tidak ada, kami hanya ditugaskan sebagai bentuk pendidikan yang diberikan pondok,”
Berdasarkan yang ia alami di PM Gontor sebelum lulus pada 2016 silam, penugasan-penugasan atas kepengurusan di pondok memang ditetapkan berdasarkan kelas, sehingga antara senior dan junior memang memegang peran yang berbeda.
“Ditugaskan seperti kelas 5 sebagai pengurus rayon, kelas 6 sebagai pengurus organisasi pelajar, di bawah pengawasan Bagian Pengasuhan Santri,” ungkapnya.
Sebagai informasi, kelas 5 yang ia sebut tersebut setingkat dengan kelas 2 pada sekolah menengah atas (SMA) dan kelas 6 setara dengan kelas 3 SMA, merujuk pada sistem pembagian tingkat di Gontor yang dimulai sejak santri lulus sekolah dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI).(*)
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha