Bukittinggi – Ketua DPRD Sumbar Supardi mengingatkan semua pihak untuk belajar dari bencana yang bertubi-tubi melanda daerah tersebut. Supardi mengatakan, sebagai daerah rawan bencana, Sumbar butuh banyak penggerak masyarakat siaga bencana.
“Anggota penggerak masyarakat siaga bencana dibutuhkan sebagai anak panah kesiapsiagaan saat terjadi bencana. Mereka harus ada di seluruh kabupaten/kota di Sumbar,” ujar Supardi pada pertemuan bersama Pilar-Pilar Sosial Payakumbuh Angkatan II beberapa waktu lalu.
Menurutnya, hampir seluruh kawasan di Sumbar rawan bencana mulai pesisir pantai yang berpotensi tsunami, perbukitan dengan resiko longsor hingga bencana banjir dan gunung meletus.
“Bahkan Payakumbuh yang selama ini dianggap masyarakat sebagai daerah aman ternyata memiliki potensi bencana likuifaksi. Di Sumbar, Payakumbuh adalah salah satu pusatnya,” tutur Supardi.
Likuifaksi ini, lanjutnya merupakan bencana kerentanan tanah, yang mengakibatkan tanah bergeser bahkan hingga terbalik lalu meluluhlantakkan semua bangunan di atasnya.
“Jika bencana likuifaksi terjadi, potensi kesulitan masyarakat menyelamatkan diri lebih sulit ketimbang tsunami. Hal ini dikarenakan ada jeda waktu penyelamatan diri diantara jeda gempa dan tsunami. Sementara likuifaksi tidak memiliki jeda lama seperti itu,” paparnya.
Supardi meminta, perlunya masyarakat yang siaga bencana. Orang-orang ini yang akan menjadi penunjuk di tengah masyarakat ketika bencana terjadi.
“Dengan adanya orang-orang siaga bencana ini maka akan lebih mudah masyarakat untuk dihindari dari dampak yang lebih besar,” sebutnya.
Supardi mengatakan orang-orang siaga bencana ini bisa pula dari para penggiat sosial masyarakat. Ia mengatakan itu pulalah salah satu alasan mengapa dilaksanakan pertemuan pilar-pilar sosial.
“Ini baru angkatan ke II. Nanti kita totalkan seluruh peserta dari total seluruh angkatan berjumlah 1.600 orang,” katanya.
Merekalah yang diharapkan bisa membantu masyarakat dan pemerintah untuk menyelesaikan berbagai masyarakat. Salah satunya permasalahan kebencanaan.
Bukan hanya kebencanaan saja, lanjut Supardi, untuk Payakumbuh banyak permasalahan sosial yang sangat butuh perhatian. Salah satunya masalah narkoba dan pengangguran.
Payakumbuh, kata dia menjadi daerah pedesaan terbanyak pengguna narkobanya. Ini menurut dia dikarenakan jalur masuk narkoba ke Sumbar ada dua yakni, Payakumbuh-Limapuluh Kota dari Riau dan Pasaman dari Medan.
“Belum lagi ditambah tingkat pengangguran Payakumbuh yang tinggi, ini juga menjadi penyebab tingginya penggunaan narkoba. Oleh karena itu diharapkan alumni pertemuan PSM bisa ikut membantu berbagai persoalan sosial masyarakat,” pungkasnya.