SUMBARKITA.ID — Pelaku pelempar bom molotov ke Masjid Al-Istiqomah, Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat, disebut mengalami gangguan jiwa.
Padahal saat ditangkap, pelaku berinisial D (56 tahun) itu menurut pengurus masjid tampak cukup waras.
Politikus PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW) ragu dengan keterangan dari keluarga yang menyebut pelaku mengalami gangguan jiwa.
“Pelempar molotov ke masjid di Cengkareng, disebut idap gangguan jiwa. Padahal yang bersangkutan bisa naik motor, bawa molotv dan melemparkannya ke masjid,” kata Hidayat melalui akun Twitter pribadinya, @hnurwahid, Senin (28/12/2020).
Wakil Ketua MPR itu menyebut orang ‘gila’ yang menyerang masjid dan ulama merupakan modus lama.
“Disebut “gila” adalah modus lama. Harusnya biarkan Pengadilan memutuskan. Agar teror seperti itu tak terjadi lagi,” tandas Hidayat.
Hidayat membagikan tautan berita republika.co.id berjudul “Pelempar Molotov ke Masjid Disebut Idap Gangguan Jiwa”.
Disebutkan, anak pelaku pelemparan bom molotov ke Masjid Al-Istiqomah, Cengkareng mengatakan bapaknya mengidap gangguan jiwa. Padahal saat ditangkap, pelaku menurut pengurus masjid tampak cukup waras.
Bendahara DKM Masjid Al Istiqomah, Saefullah, mengatakan, ia bertemu anak pelaku di Mapolsek Cengkareng dan di Mapolres Jakarta Barat.
“Kata anaknya kurang lebih 10 tahun dia gangguan jiwa. Katanya lagi dia sempat telanjang di Bundaran Kemal. Anaknya bilang dia juga sempat dirawat di rumah sakit jiwa, tapi suratnya tidak bisa tunjukkan,” kata Saefullah di Jalan Kamal Raya, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (27/12/2020).
Saefullah mengatakan, saat ditangkap usai melempar bom molotov itu pelaku tampak cukup waras. Namun, pelaku mulai berbicara tak beraturan ketika ditanya pengurus masjid di dalam sekretariat.
Namun demikian, kata Saefullah, pelaku saat diinterogasi sempat mengakui pelemparan bom molotov itu adalah perbuatannya. “Dia mengakui ‘ya itu inisiatif saya sendiri’,” kata Saefullah.
Sekretaris DKM masjid, Zainal Abidin, juga menyampaikan hal serupa. Ketika pengurus masjid dan jamaah hendak menangkap, pelaku merasa emosi. Namun, ketika ditanya di dalam ruang sekretariat, pelaku mulai grogi.
“Jadi kayak psikisnya (berubah) gimana. Udah mulai ngaco segala omongan dia,” kata Zainal dilansir pojoksatu. (*/sk)