SUMBARKITA.ID – Memasuki momen Ramadan, tradisi-tradisi khas mulai bermunculan. Di Kabupaten Pasaman Barat contohnya, salah satu tradisi yang hingga kini masih dilestarikan adalah Ma Apam.
Zulifnan, salah seorang warga di Kecamatan Pasaman menyebutkan bahwa kue apam ini berbeda dengan kue lainnya. Cara memasak kue yang sekilas tampak mirip dengan kue sarabi ini juga berbeda.
Kue apam biasa disajikan di bulan Rajab menyambut datangnya Ramadan bahkan lebih dikenal dengan sebutan bulan ma apam.
Saat bulan apam tiba, masyarakat juga menggelar kenduri apam. Tradisi ini juga diselingi dengan mendatangi rumah mertua atau Manjalang Mintuo.
“Ketika bulan apam, masyarakat akan memasak apam kemudian diantar ke rumah saudara dan tetangga. Hal ini juga untuk sedekah kepada para leluhur yang telah mendahului kita,” ujarnya di Simpang Empat, Jumat (3/2/2023)
Diketahui, bahan utama membuat kue apam ini menggunakan tepung beras baru dan santan kelapa kental secukupnya, kemudian dicampur menjadi adonan.
Baca Juga: Memaknai Ulang Kincia Aia, Produk Kecerdasan Leluhur Minangkabau
“Setelah itu, jangan lupa tambahkan garam ke dalam adonan secukupnya dan kelapa yang digosengkan dalam kuali pemanggang atau wajan pemanggang agar adonan tidak lengket,” jelasnya. ***