SUMBARKITA.ID – Sedikitnya 60 ton ikan milik petani Keramba Jala Apung (KJA) di danau Maninjau mati akibat cuaca ekstrem yang melanda kawasan tersebut dalam beberapa hari terakhir. Kerugian yang dialami petani KJA diperkirakan mencapai Rp1,26 miliar.
Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira mengatakan jumlah kerugian tersebut berdasarkan asumsi harga per kilogram ikan ditingkat petani sebesar Rp21 ribu.
“Sekitar 60 ton ikan mati. Harga ikan tingkat petani Rp21 ribu per kilogram, total kerugian sekitar Rp1,26 miliar,” ungkapnya, Sabtu (19/11/2022).
Rosva menyebutkan, 60 ton ikan mati massal itu milik 52 orang petani di Nagari Sungai Batang dan Tanjung Sani.
Jumlah ikan mati diperkirakan akan terus bertambah, pasalnya data tersebut belum termasuk data dari Nagari Koto Malintang, Nagari Maninjau dan nagari lainnya yang juga melaporkan kejadian serupa pada Sabtu (19/11/2022) pagi.
Sebelumnya, pada Jumat (18/11/2022) sekitar 45 ton ikan milik petani KJA di Danau Maninjau dilaporkan mati massal.
Awalnya kematian massal ikan itu dilaporkan terjadi di Tapian Tampuniak, Jorong Tanjung Sani, Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya.
“Hal tersebut pengaruh cuaca ekstrem hujan lebat disertai angin kencang,” ujar Kepala Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan Agam, Rosva Deswira kepada Sumbarkita.id, Jumat (18/11/2022). ***