SUMBARKITA.ID — Orang tua terduga pelaku pelecehan seksual terhadap mahasiswi STIFARM Padang mengaku anaknya mengalami gangguan mental sejak beberapa tahun silam karena gempa besar Padang.
Saat ditemui SumbarKita, orang tua terduga pelaku mengatakan anaknya memang sering membantu membersihkan musala, tempat dugaan pelecehan seksual terhadap salah seorang mahasiswi itu terjadi.
“Anak saya itu sering bantu-bantu di musala, membersihkan musala dan toilet juga. Anak saya juga rajin salat berjemaah sama neneknya,” kata Yetniwati, Minggu (3/7/2022).
Baca Juga: Dugaan Pelecehan Mahasiswi Stifarm Padang, Ini Penjelasan RT Setempat
Ia juga menjelaskan bahwa anaknya memiliki gangguan mental. Hal itu disebabkan trauma mendalam setelah gempa besar mengguncang Kota Padang pada tahun 2009 lalu.
“Pasca gempa di Kota Padang 2009 lalu, anak saya alami trauma yang mendalam, bahkan ia sempat koma karena kejadian tersebut. Semenjak kejadian itu anak saya alami gangguan mental,” jelasnya.
Yetniwati juga membantah ponsel pelaku sengaja diletakkan di ventilasi udara toilet Musala dan merekam aktivitas pengguna toilet.
“Anak saya terbiasa meletakan hp-nya di ventilasi kamar mandi, hp itu digunakan sebagai penerang, karena lampu kamar mandi Musala itu rusak,” katanya menjelaskan.