Sumbarkita – Istano Basa Pagaruyung adalah salah satu ikon budaya yang sangat terkenal dari Minangkabau di di Batu Sangkar, Luhak Tanah Datar, Sumatera Barat.
Istana ini merupakan simbol kebesaran adat dan sejarah Minangkabau, yang memiliki gaya arsitektur rumah gadang dengan detail yang rumit dan penuh makna. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang Istano Basa Pagaruyung:
1. Replika Istana Asli
Istano Basa yang berdiri saat ini adalah replika dari istana asli yang dulu menjadi pusat Kerajaan Pagaruyung. Istana aslinya mengalami kerusakan beberapa kali akibat kebakaran, yang terjadi baik karena peperangan pada abad ke-19 maupun karena bencana alam.
Istana ini pertama kali dibangun ulang pada tahun 1976 dan direnovasi beberapa kali, dengan rekonstruksi paling akhir selesai pada tahun 2013 setelah mengalami kebakaran pada tahun 2007.
2. Arsitektur Rumah Gadang Khas Minangkabau
Istano Basa Pagaruyung memiliki bentuk rumah gadang tradisional dengan atap yang melengkung tajam seperti tanduk kerbau yang disebut sebagai “gonjong.” Atapnya menggunakan bahan ijuk yang disusun rapat, memberi kesan megah dan kokoh.
Terdapat sekitar 72 gonjong dan 11 ruangan besar di dalamnya, yang mencerminkan betapa luas dan megahnya bangunan ini.
3. Sarat Makna Filosofis
Setiap bagian dari Istano Basa memiliki makna filosofis yang berkaitan dengan nilai-nilai adat dan budaya Minangkabau. Misalnya, gonjong yang berbentuk tanduk melambangkan kepandaian berunding, sedangkan tiang-tiang penyangga yang banyak melambangkan semangat gotong royong.