Selain itu, arsitekturnya mengandung nilai-nilai alam, adat, dan Islam yang dianut oleh masyarakat Minangkabau, dengan prinsip “alam takambang jadi guru” (alam berkembang menjadi guru) yang menuntun kehidupan masyarakat.
4. Berfungsi sebagai Museum dan Tempat Wisata Budaya
Istano Basa Pagaruyung kini berfungsi sebagai museum yang menyimpan berbagai benda-benda bersejarah dan artefak kebudayaan Minangkabau. Pengunjung bisa melihat berbagai perabotan, pakaian adat, serta senjata tradisional.
Selain sebagai tempat wisata, istana ini juga sering digunakan untuk acara budaya seperti upacara adat, penyambutan tamu kehormatan, dan acara pernikahan adat Minangkabau.
5. Pengaruh Islam dan Matrilineal pada Budaya Minangkabau
Meskipun Minangkabau adalah salah satu budaya yang mengakui sistem matrilineal (garis keturunan dari ibu), adat mereka tetap harmonis dengan ajaran Islam. Di dalam Istano Basa Pagaruyung, pengaruh Islam terlihat dari pola kehidupan dan prinsip-prinsip hukum adat yang berlaku di istana serta masyarakat sekitarnya.
6. Ukiran dan Ornamen yang Rumit
Istana ini dihiasi dengan ukiran-ukiran indah yang khas Minangkabau dan berwarna-warni, mencerminkan keterampilan seni ukir masyarakat setempat. Ukiran ini biasanya berisi simbol-simbol alam, seperti tumbuhan dan binatang, yang memiliki makna-makna tersendiri.
Warna-warna pada ukiran ini juga tidak dipilih secara sembarangan. Warna merah, hitam, dan kuning yang mendominasi bangunan merupakan warna-warna tradisional Minangkabau yang melambangkan keberanian, kekuatan, dan kejayaan.
7. Lokasi di Bukit Tinggi dengan Pemandangan Menakjubkan
Istano Basa Pagaruyung terletak di Tanjung Emas, Kabupaten Tanah Datar, dekat dengan Bukit Tinggi, yang memiliki pemandangan alam yang menakjubkan. Dikelilingi oleh perbukitan dan persawahan hijau, istana ini memberikan pengalaman budaya sekaligus panorama alam yang memukau.