PADANG, SUMBARKITA – Hingga periode Juli 2022, Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumbar menemukan 514 kasus campak di Sumbar. Angka itu mengalami peningkatan tajam jika dibandingkan dengan kasus sepanjang 2021 lalu yang hanya berjumlah 5 kasus.
Kepala Dinkes Sumbar Lila Yanwar menyebut peningkatan kasus sudah tampak sejak akhir tahun lalu. Kasus campak juga hampir merata terjadi di kabupaten/kota di Sumbar.
“Kota Padang merupakan daerah yang jumlah kasusnya paling banyak dengan 162 kasus. Kemudian, Kabupaten Agam sebanyak 84 kasus dan Kota Bukittinggi dengan 56 kasus,” katanya, Kamis (4/8/2022).
Pihaknya menilai rendahnya cakupan imunisasi menjadi penyebab meroketnya kasus campak di Sumbar.
“Pandemi selama kurang lebih dua tahun ini berdampak terhadap pelaksanaan imunisasi kita,” ungkapnya.
Pembatasan kegiatan masyarakat selama pandemi, membuat banyak posyandu yang menjadi pusat imunisasi tidak beroperasi.
“Kita selama pandemi dilarang banyak berkumpul. Oleh karena itu, banyak posyandu yang tidak aktif,” katanya lagi.
Dinkes Sumbar, kata Lila, bakal menggencarkan imunisasi pada anak sebagai upaya pencegahan agar tak terjangkit campak.
“Kita akan tingkatkan cakupan imunisasi. Kami sudah bertemu dan berkoordinasi dengan lintas sektor terkait. Kita juga meminta Posyandu untuk lebih sering dibuka,” ucapnya.
Lila menambahkan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan sekolah-sekolah di Sumbar untuk turut membantu percepatan cakupan imunisasi pada anak.
“Kami mengimbau masyarakat agar yang punya anak balita yang belum lengkap imunisasinya, agar segera diimunisasi,” pungkasnya.
Editor: RF Asril