Sumbarkita – Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Srikurnia Yati mengakui adanya kekurangan dalam pelayanan instalasi gawat darurat (IGD) RSUD dr Rasidin terkait kasus meninggalnya Desi Erianti (44), warga Kuranji, yang diduga sempat ditolak mendapatkan layanan medis.
Pengakuan itu disampaikan Srikurnia saat menghadiri rapat bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Padang pada Senin (2/6/2025). Ia menyebut, pihaknya telah melakukan audit bersama manajemen rumah sakit sehari setelah kejadian.
“Kami kumpulkan semua fakta audit. Kami telusuri alur pasien masuk, prosedur yang dilakukan, personel yang bertugas malam itu, hingga jumlah pasien. Ternyata hanya ada tiga pasien malam itu,” ungkap Srikurnia.
Hasil audit menunjukkan bahwa secara umum prosedur pelayanan telah dilakukan, namun Dinkes menilai ada kekurangan dalam hal kepekaan tenaga medis dalam menangani kondisi darurat.
“Yang menjadi catatan kami adalah ketajaman sense of emergency dari petugas IGD. Pemeriksaan fisik saja tidak cukup, kondisi pasien harus dilihat secara menyeluruh,” kata dia.
Srikurnia menegaskan, kekurangan ini akan menjadi bahan evaluasi menyeluruh di semua rumah sakit di Kota Padang, bukan hanya RSUD dr Rasidin.
“Ini tidak bisa dibiarkan. Harus kami evaluasi menyeluruh, termasuk pemahaman tenaga medis terhadap aturan-aturan BPJS dan Kementerian Kesehatan. Kesalahan pelayanan bisa berdampak fatal,” tegasnya.
Ia juga menyampaikan belasungkawa atas meninggalnya Desi Erianti dan berharap kejadian serupa tidak terulang.