Sumbarkita – Kolaborasi CekFakta melaporkan sejumlah temuan hoaks di berbagai daerah dalam pantauan Live Fact-Checking Pilkada 2024,Rabu (27/11). Dalam laporannya Sumatera Barat (Sumbar) tercatat sebagai salah satu provinsi dengan laporan hoaks terbanyak dan beberapa di antaranya masuk prioritas untuk verifikasi debunking.
Dari 98 laporan yang diterima oleh tim CekFakta, Sumbar menempati posisi ketiga sebagai salah satu provinsi dengan jumlah laporan hoaks terbanyak, bersama dengan Sumatera Utara, masing-masing mencatat 11 laporan. Provinsi lain dengan jumlah laporan tinggi adalah DKI Jakarta (14 laporan), diikuti oleh NTB (10 laporan), Aceh (9 laporan), dan Jawa Tengah (9 laporan).
Diketahui, laporan hoaks yang dilaporkan dari tim Sumbar seperti, konflik pilkada di Solok Selatan, laporan calon wali kota bagi-bagi uang, laporan Epyardi Asda tentang pembagian sembako yang berkedok bantuan DPR RI, pembagian sembako Cagub di Kabupaten Tanah Datar, emak-emak di Sawahlunto kecewa hanya dapat 200 ribu dan lainnya.
“Laporan-laporan tersebut mencakup berbagai isu yang viral di media sosial, terutama di platform seperti TikTok sebanyak 43 laporan, Facebook ada 32 laporan, dan Twitter/X ada15 laporan. Selain itu, WhatsApp, Instagram, dan portal berita juga menjadi sumber penyebaran informasi yang dilaporkan,” ucap Koordinator Cek Fakta, Adi Marsela.
Dari total 98 laporan yang diterima, sebanyak 77 laporan teridentifikasi sebagai hoaks setelah melalui proses verifikasi. Sisanya, 21 laporan, tidak memenuhi kriteria sebagai hoaks.
“Hingga penutupan kegiatan, tim kolaborasi telah memproduksi 24 laporan yang telah diverifikasi dan dijadikan konten debunking, sementara 53 laporan lainnya masih dalam tahap verifikasi lebih lanjut,” katanya.
Dia menyebut, untuk memerangi penyebaran hoaks, tim kolaborasi memproduksi 61 konten debunking dari 24 laporan yang sudah diverifikasi. Konten ini mencakup 10 materi yang secara khusus disesuaikan untuk media sosial.