SUMBARKITA.ID — Sosok Laeli Atik Supriyatin mendadak menjadi bahan perbincangan di media sosial. Ini berkaitan dengan aksi kejinya membunuh dan memutilasi Rinaldi Harley Wismanu, yang dilakukannya bersama kekasihnya, Djumadil Al Fajri.
Viral beredar kabar, Laeli merupakan orang ketiga dalam rumah tangga Fajri.
Dari keterangan polisi, perbuatan kejam itu dilakukan Laeli dan Fajri dengan alasan ingin menguasai harta Rinaldi.
Setelah kasus pembunuhan tersebut terungkap, belakangan netizen menguak masa lalu keduanya di media sosial Twitter.
Setahun sebelum terjadinya peristiwa ini, keduanya diduga juga terlibat skandal. Laeli disebut sebagai pelakor.
Seperti diunggah oleh akun Twitter @nezasy, ia mengunggah jepretan layar cuitan sebuah akun atas nama @bngn**. Akun itu diduga merupakan mantan istri dari Fajri.
Dalam cuitannya tersebut, sang mantan istri Fajri sudah merelakan suaminya untuk memilih pergi bersama Laeli Atik meninggalkan keluarganya.
“(Blur-in dikit) Laeli Atik Supriyatin. Aku udah tahu kamu sepenuhnya, Mbak. Jadi mulai sekarang aku diem. Diem gangguin kamu atau pacarmu. Aku lagi tunggu tanggal tayangnya aja #AkuMensJanganSentuhAkuYa,” tulis akun Bunga pada tahun 2019.
Sementara itu dilansir tempo.co, Laeli Atik Supriyatin, ternyata saat kuliah adalah seorang aktivis. Ia bahkan pernah menjadi Ketua Pemilihan Raya UI 2012. Ini adalah pemilihan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa UI.
Titik Sumaryati yang pernah mengenal sosok Laeli mengatakan, perempuan yang kini berambut pirang itu saat kuliah mengenakan jilbab.
“Anak rantau juga. Ya salut gue sama dia, tipe-tipe cewek independen dan punya ideologi gitu,” ujar Titik, salah seorang teman Laeli di perkuliahan saat dihubungi Tempo, Jumat, (18/9/2020).
Titik mengaku mengenal mahasiswi Fakultas MIPA UI itu saat satu kepanitiaan di Pemilihan Raya UI 2012. Saat itu, Laeli dipercaya menjadi ketua acara tersebut dan Titik menjadi salah satu stafnya.
Namun di pertengahan kepanitiaan, Laeli tiba-tiba mengundurkan diri. Padahal, tersangka saat itu aktif mengkritik BEM UI dan vokal terhadap isu-isu di kampus. (dj/pojoksatu)
KOMENTAR