Dari situ, informasi pribadi akan dieksploitasi untuk mencuri identitas dan akun pembayaran. Meski terdengar tradisional, tetapi modus ini tengah populer di kalangan peretas.
Cyptojacking
Malware yang satu ini dirancang untuk menggunakan sumber daya komputasi milik seseorang untuk menambang (mining) mata uang kripto seperti Bitcoin. Diketahui, mining membutuhkan sumber daya komputasi yang sangat besar.
Karenanya, peretas menyisipkan cryptojacking ke komputer dan perangkat mobile untuk menyedot daya mereka sehingga bisa mining. Alhasil, komputer dan perangkat mobile pengguna akan jadi lelet.
Meski cryptojacking sempat merosot dalam setahun belakangan karena harga kripto anjlok, tetapi tren ini tetap menjadi ancaman. Apalagi, mata uang kripto kembali melejit dengan nilai Bitcoin menyentuh US$40.000 pada Januari lalu.
AI Attacks
Dengan banyaknya tool kecerdasan buatan (AI), para pengembang yang ingin memogram software AI bisa lebih mudah. Hal ini juga turut memudahkan penjahat siber untuk melancarkan aksinya.
Perusahaan keamanan siber berbondong-bondong memanfaatkan AI dan machine learning untuk menuntaskan malware. Namun, peretas justru bisa mengembangkan teknologi yang lebih canggih untuk menyisipkan malware berbasis AI di 2023.
Sumber: CNBC Indonesia