SUMBARKITA.ID — Bau amis bangkai ikan sudah mulai tercium di beberapa kawasan pinggir Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam pada Minggu sore (20/11/2022).
“Sekitar pukul empat sote tadi sudah mulai tercium bau amis bangkai ikan yang dibawa angin,” ungkap warga bernama Ujang (41) pada Sumbarkita.id.
Padahal, kata Ujang, rumahnya berjarak 200 meter dari tepian danau itu. Namun banyaknya bangkai ikan membuat aroma tak sedap sampai juga ke hidung Ujang.
Pantauan di lokasi, bangkai ikan yang mati massal bertebaran di tepi danau. Ada pula yang dibuang di semak-semak.
Sisi lain, warga sekitar ramai-ramai menangkap ikan mabuk yang muncul ke permukaan. Penangkapan ikan sebelum mati ini cukup punya andil mengurangi tumpukan bangkai ikan.
“Tapi lumayanlah, karena banyak orang yang datang dari berbagai daerah datang mengambil ikan yang sedang mabuk membuat bangkai ikan berkurang,” ujar Ujang.
Dari pantauan Sumbarkita.id, sudah lebih 50 ton ikan yang mabuk ditangkap sebelum ikan tersebut mati.
Sementara itu, Wali Nagari Paninjauan, Tomi, juga mengakui bahwa bau ikan sudah mulai tercium. Namun belum sekuat bau bangkai pada musim lalu.
“Mungkin ini karena fenomena ikan seperti ini cepat tersebar di medsos sehingga banyak orang yang datang menangkap ikan sebelum ikan mati jadi bangkai di dalam danau,” ujarnya.
Harga anjlok
Membludaknya hasil tangkapan ikan yang sedang mabuk di kawasan danau Maninjau membuat harga anjlok.
Beberapa orang agen ikan membeli ikan yang ditangkap warga dengan harga jauh dari harga normal. Ikan tersebut dijual kembali oleh agen ke kawasan kabupaten lainnya bahkan sampai ke Pekanbaru dan Jambi.
Berdasarkan keterangan beberapa agen dan penjual ikan hasil tangkapan, ikan nila dijual dengan harga bervariasi namun dibawah Rp 10 ribu per kilogram.
“Tadi bahkan ada yang jual Rp 4 ribu sekilo,” kata warga sekitar bernama Lidia (38), kepada Sumbarkita.id. ***
