SUMBARKITA.ID — Polisi mengungkapkan pemalsuan swab PCR dan antigen banyak dipesan oleh sejumlah oknum pekerja. Mereka memesan surat swab palsu dan meminta agar hasilnya dibuat positif COVID-19. Kok bisa?
“Tetapi yang lebih ini lagi, bukan cuma orang-orang yang minta memesan yang negatif saja. Tetapi juga ada yang pernah memesan untuk (hasilnya) positif,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (13/7/2021).
Yusri menyebut orang-orang yang memesan surat swab dengan hasil positif COVID-19 rata-rata berasal dari kalangan pekerja. Mereka memesan surat tersebut supaya bisa mendapat libur kerja dari kantornya.
“Biasanya yang (minta hasil swab) positif ini orang-orang yang tidak mau kerja. Bisa alasan tidak kerja dari kantornya kemudian memesan kepada yang bersangkutan dengan harga Rp 170 ribu,” jelas Yusri.
“Jadi minta hasilnya PCR-nya dia positif sehingga ada alasan di kantornya tidak masuk kantor. Biasanya orang-orang yang pekerja-pekerja yang memesan sama yang bersangkutan,” sambungnya.
Promosi di Facebook
Diketahui, Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya menangkap pelaku pemalsuan surat hasil swab PCR. Empat pelaku tersebut mempromosikan jasanya melalui media sosial, yaitu Facebook.
“Masih kita lakukan terus patroli di dunia maya untuk menemukan para pelaku yang mencari keuntungan untuk dirinya sendiri,” kata Yusri dilansir Detikcom.
Keempat pelaku ini ialah MI, NFA, NJ, dan NBP. Keempat pelaku berasal dari jaringan yang berbeda.
Rata-rata para pelaku mulai beroperasi pada Maret 2021. Keempat pelaku ditangkap tim Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah pimpinan Kompol Herman Edco Simbolon, Kompol Mugia Yarri Juanda, AKP Rulian Syauri, AKP Dimitri Mahendra, dan Kompol Noor Marghantara.
Para pelaku dijerat Pasal 263 dan/atau Pasal 268 juga Pasal 35 juncto Pasal 51 di Undang-Undang ITE dengan ancaman yang sama, 6 tahun penjara. (*/sk)