SUMBARKITA.ID — Salah satu pohon terbesar di dunia yang berada di Nagari Koto Malintang, Kabupaten Agam akan dikembangkan sebagai salah satu objek wisata.
Pemerintahan Nagari (Pemnag) Koto Malintang telah memulai beberapa tahapan pengerjaan untuk pengembangan itu.
Wali Nagari Koto Malintang, Nazirudin mengatakan, di lokasi pohon itu telah dibangun tempat istirahat bagi pengunjung, terutama saat hujan melanda.
“Lokasi istirahat dengan ukuran 6×8 meter dibangun pada pertengahan 2022 dan sudah dimanfaatkan para pengunjung saat hujan,” ungkap Nazirudin, Rabu 26 Oktober 2022.
Ia melanjutkan, akses menuju pohon besar juga telah dibangun jalan sepanjang 1,2 kilometer dengan luas tiga meter pada 2022.
“Jadi pembangunan jalan tersebut baru selesai dengan dana berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2022. Dengan adanya jalan itu, maka akses menuju lokasi sudah lancar dan pengunjung tidak kesulitan ke lokasi,” jelasnya.
Untuk tahap selanjutnya, pihaknya akan membangun berbagai fasilitas pendukung lainnya menggunakan dana desa pada 2023 dan bakal dibahas pada musyawarah nagari.
“Sebenarnya di sana masih ada lima pohon besar dengan berbagai ukuran dan lokasi berada di hutan rakyat. Paling terbesar dengan ukuran memiliki diameter 4,6 meter, lingkaran 14 meter, tinggi bebas cabang 34 meter dan tinggi sebenarnya lebih dari 50 meter,” ungkapnya.
Diperkirakan pohon kayu medang (Litsea Sp) itu berusia sekitar 560 tahun dan ini berdasarkan rumus mencari usia kayu yang dipakai.
Sementara, terpisah Wakil Bupati Agam, Irwan Fikri menambahkan pihaknya bakal membahas dengan Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga setempat tentang pengembangan lokasi tersebut.
“Saya akan membahas dengan dinas terkait tentang penataan yang bagus, sehingga ada daya tarik bagi pengunjung,” katanya. ***