Sumbarkita — Dua petani menemukan sesosok mayat di ladang di Bukit Tampunik, Kampung Teluk Betung, Nagari IV Koto Hilie, Kecamatan Batang Kapas, Pesisir Selatan, Kamis (3/7) siang.
Kepala Polsek Batang Kapas, Iptu Borti Rovendra, mengatakan bahwa mayat pria tersebut merupakan mayat Eko Siswanto (47), petani, warga Painan Timur, Kecamatan IV Jurai. Ia menyebut bahwa mayat Eko ditemukan tertelungkup oleh dua orang petani di Bukit Tampunik pukul 11.30 WIB.
Borti menceritakan bahwa dua petani, warga Kampung Teluk Betung, Rizal (62) dan Jodi Alvayet (27), membantu Eko memadamkan api yang membakar sebagian lahan Eko di ladang di Bukit Tampunik. Kemudian, kata Borti, Eko pergi mencair air dengan membawa ember besar.
“Setelah mencari air, Eko tidak kembali lagi ke tempat Rizal dan Jodi memadamkan api. Mereka kemudian mencari Eko dan menemukan Eko tertelungkup di bukit itu, diduga sudah meninggal. Mereka lalu memberitahukan kejadian itu kepada warga setempat dan personil Polsek Batang Kapas,” ujar Borti pada Jumat (4/7).
Setelah mendapatkan laporan itu, Borti bersama Babinsa Koramil 05 Batang Kapas dan Wali Nagari IV Koto Hilie mendatangi lokasi tempat mayat itu ditemukan. Ia lantas meminta Kepala Puskesmas Pasar Kuok Batang Kapas untuk menyediakan ambulans guna mengevakuasi mayat tersebut ke puskesmas untuk divisum luar.
“Karena Eko tinggal di Painan Timur, keluarganya memohon agar Eko divisum di RSUD M. Zein, Painan. Jenazahnya lalu dibawa ke Painan,” ucapnya.
Setelah diperiksa dokter di IGD RSUD M. Zein, kata Borti, Eko dipastikan sudah meninggal dunia. Adapun berdasarkan hasil visum luar, kata Borti, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada mayat Eko. Borti menyebut bahwa Eko diduga meninggal karena kelelahan dan pusing dalam upaya memadamkan api.
“Keluarga dan istri Eko menyatakan bahwa mereka telah menerima dan mengikhlaskan kematian Eko. Mereka menganggap kejadian itu kehendak dari Yang Maha Kuasa. Mereka menyatakan tidak akan menuntut siapa pun di kemudian hari. Istri Eko membuat surat pernyataan tidak melakukan otopsi terhadap jenazah suaminya,” tutur Borti.
Perihal penyebab kebakaran lahan Eko, Borti mengatakan bahwa hal itu belum diketahui. Ia menyebut bahwa di ladang itu banyak rangting kering yang mudah terbakar.