Sumbarkita — Terjadi perebutan mayat antara keluarga suami dan keluarga istri di Jorong Apajaya, Nagari Kapuh, Kecamatan Koto XI Tarusan, Pesisir Selatan, Rabu (14/5) dini hari. Keluarga suami menjemput jenazah almarhum pukul 1.40 WIB ketika jenazah tersebut bersemayam di rumah istrinya.
Jenazah tersebut merupakan jenazah Sri MH Tarmizi, karyawan BPR Batang Kapas. Ia merupakan suami dari Leli Sri Fitriani, guru PPPK di Mentawai. Tarmizi berasal dari Nagari Tanjung Durian Pasar Baru, Kecamatan Bayang, sedangkan Fitriani warga Jorong Apajaya, Nagari Kapuh.
Ikhwan Nursyam (22), ponakan dari Yelly Fitri, mengatakan bahwa Tarmizi sakit sekitar empat bulan dan sering keluar masuk rumah sakit. Selama ini, kata Ikhwan, Tarmizi dirawat oleh istrinya.
Pada Selasa (13/5),) kata Ikhwan, Tarmizi meninggal dunia di RSUD M. Zein, Painan, pukul 18.16 WIB. Pihaknya lalu memberitahukan kabar buruk itu kepada adik Tarmizi.
“Di rumah sakit, kami bertemu dengan adik laki-laki Om Tarmizi. Waktu itu sudah ada kesepakatan dengan adik laki-laki om bahwa jenazah om akan disemayamkan di rumah Etek Fitri, lalu akan dimandikan menjelang waktu salat Duha pada Rabu. Kemudian, keluarga kami akan mengantarkan jenazah om ke rumah keluarga Om di Tanjung Durian untuk disalatkan,” tutur Ikhwan kepada Sumbarkita.
Namun, pada Selasa malam menjelang waktu salat Isya, kata Ikhwan, adik laki-laki Tarmizi datang ke rumah Fitriani untuk mengatakan bahwa keluarga Tarmizi ingin membawa jenazah dengan alasan ketentuan adat sebab Tarmizi dan Fitriani tidak punya anak. Akan tetapi, keluarga Fitriani, kata Ikhwan, tidak setuju. Ikhwan menyebut bahwa kedua pihak tidak menemukan kata sepakat malam itu. Setelah itu, kata Ikhwan, adik laki-laki Tarmizi pulang.
Ketika rumah Fitriani sepi pelayat, kata Ikhwan, pada Rabu sekitar pukul 1.30 WIB datang 20 anggota keluarga Tarmizi dari Tanjung Durian membawa satu ambulans dan tiga mobil. Ikhwan mengatakan bahwa mereka membawa jenazah Tarmizi yang sedang terbujur di rumah Fitriani.
“Jenazah Om Tarmizi sempat terjatuh karena Etek Fitri dan nenek mencegah mereka membawa jenazah,” ucapnya.
Mewakili keluarganya, Ikhwan menyatakan bahwa pihaknya kecewa terhadap sikap dan aksi keluarga Tarmizi dari Tanjung Durian, yang membawa paksa jenazah tanpa persetujuan pihaknya.
Sumbarkita sudah berupaya meminta keterangan dari keluarga Tarmizi yang menjemput jenazah tersebut, tetapi belum berhasil menghubunginya. Sumbarkita terus berupaya menghubungi anggota keluarga Tarmizi untuk melengkapi berita ini.
View this post on Instagram