Sumbarkita – Gelombang unjuk rasa terjadi serentak di berbagai daerah di Indonesia, dengan tuntutan utama menolak revisi UU Pilkada yang akan dibahas DPR RI serta pengawalan kebijakan Mahkamah Konstitusi (MK).
Namun, aksi-aksi tersebut tidak sepenuhnya berjalan damai, dengan beberapa bentrokan antara massa dan aparat kepolisian yang dilaporkan terjadi di sejumlah lokasi.
Pengamat Sejarah Sosial dari Universitas Negeri Padang (UNP) Hendra Naldi, memberikan pandangannya mengenai gerakan mahasiswa dalam aksi unjuk rasa kali ini. Menurutnya, gerakan mahasiswa saat ini masih terkesan huru-hara dan belum memiliki landasan literasi yang kuat.
“Mahasiswa selama ini dianggap tidak berdaya, kurang literatur, dan tidak suka membaca. Hari ini mereka berusaha membuktikan diri sebagai generasi muda yang peduli, tapi gerakannya masih terkesan huru-hara,” kata Hendra saat dihubungi Sumbarkita, Sabtu (24/8).
Hendra menilai, gerakan mahasiswa saat ini belum memiliki struktur yang jelas dan belum menampilkan tokoh intelektual yang memimpin secara nyata.
“Belum terlihat siapa pemimpinnya, siapa yang menggerakkan. Secara empiris di lapangan, gerakan ini masih tersembunyi di balik kerumunan. Mungkin ada sosok pemimpin, tapi belum muncul ke permukaan,” tambahnya.