Padang Panjang – Di tengah beberapa komoditas mengalami kenaikan harga, Kota Padang Panjang mencatatkan deflasi -0,32% pada Agustus 2024.
“BPS Padang Panjang mencatat, IPH Padang Panjang terus menurun selama 13 pekan berturut-turut. Fluktuasi harga pada periode ini didominasi komoditas seperti bawang merah, jeruk dan cabai merah,” sampai Pejabat (Pj) Wali Kota, Sonny Budaya Putra, usai mengikuti rakor pengendalian inflasi daerah yang digelar Kemendagri secara daring, Selasa (3/9/2024) di Ruang VIP Balai Kota.
Pihaknya berharap seluruh instansi terkait dapat terus memonitor dan berupaya mengendalikan inflasi agar dapat terus terjaga di Padang Panjang.
“Kalau ada kendala tolong dilaporkan. Harapan kita ekonomi tetap membaik dan kesejahteraan masyarakat tetap meningkat. Kita juga berharap Padang Panjang termasuk daerah yang selalu konsisten melakukan langkah-langkah konkret dalam upaya pengendalian inflasi ini,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, Pemko berkomitmen untuk terus melakukan upaya lainya dalam pengendalian inflasi. Langkah-langkah strategis seperti revitalisasi pertanian, perbaikan infrastruktur irigasi terdampak bencana banjir bandang. Merealisasikan insentif fiskal dalam bentuk subsidi transportasi atau operasi pasar yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Masih ada dua lagi insentif fiskal dalam tahun ini, mudah-mudahan peluang tersebut dapat kita optimalkan,” harapnya.
Sementara itu, Kabag Perekonomian dan SDA Setdako, Putra Dewangga, menjelaskan bahwa secara umum, harga 48 komoditas yang dipantau pada minggu kelima Agustus relatif stabil.
“Namun, terdapat dinamika harga pada sembilan komoditas. Beras kualitas I dan cabai rawit mengalami kenaikan, sementara cabai merah dan bawang merah justru mengalami penurunan harga,” ungkapnya.