Sumbarkita – Menjelang Hari Raya Idul Adha 1446 H, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman membentuk empat tim pengawasan pemotongan hewan kurban. Langkah ini dilakukan untuk memastikan ternak yang dipotong sehat dan layak dikonsumsi masyarakat.
“Kami ingin memastikan seluruh proses berjalan sesuai standar, mulai dari kandang ternak, pasar ternak, hingga pemotongan,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Padang Pariaman, Zulkhailisman, Kamis (22/5).
Tim pengawasan ini telah mulai bekerja sejak dua pekan terakhir. Mereka memantau lalu lintas ternak, pasar ternak, serta kandang-kandang penampungan ternak, baik skala besar maupun kecil.
Setiap tim terdiri dari dokter hewan, paramedik veteriner, serta petugas kecamatan. Selain melakukan pemantauan, mereka juga melakukan penyemprotan disinfektan di pasar ternak satu hari sebelum dan sehari setelah hari pasar guna mencegah penyebaran penyakit.
“Pengawasan ini kami lakukan untuk memastikan hewan kurban bebas dari penyakit, terutama penyakit mulut dan kuku, serta aman dikonsumsi,” tambahnya.
Ia juga menegaskan bahwa organ dalam hewan kurban seperti hati dan paru yang bermasalah tidak boleh dibagikan kepada masyarakat.
Sementara itu, Zulkhailisman memastikan ketersediaan ternak kurban di Padang Pariaman mencukupi. Berdasarkan data, populasi sapi meningkat dari 42.200 ekor pada 2023 menjadi 42.672 ekor pada 2024. Namun, jumlah kerbau justru mengalami penurunan dari 11.433 ekor menjadi 11.277 ekor.
Dengan populasi ternak yang besar, sapi-sapi asal Padang Pariaman juga dikirim ke berbagai daerah di dalam dan luar Sumatera Barat untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban. Daerah tujuan pengiriman antara lain Mentawai, Padang, Padang Panjang, Bukittinggi, Riau, dan Kepulauan Riau