“Sepanjang sejarah perjuangan PDRI 1948-1949 di Sumatera yang sudah diakui negara sebagai Hari Bela Negara, korban gugur terbanyak itu ada dalam Peristiwa Situjuah, 15 Januari 1949. Karenanya, Wapres Muhammad Hatta, pasa tahun 1952, berziarah ke makam pejuang Peristiwa Situjuah. Dan sejak 1968 sampai sekarang, setiap tahun, selalu digelar upacara militer di Situjuah Batua. Silih berganti Menteri, Gubernur, Hakum Agung, Duta Besar, dan Bupati, datang memperingati,” kata Fajar.
Dalam tiga tahun terakhir ini, menurut Fajar, peringatan Peristiwa Situjuah mengalami kemajuan karena diambil aloh oleh Pemprov Sumbar. Namun, untuk acara yang digelar masyarakat, itu anggarannya masih terbatas.
“Itulah yang kita perjuangkan bersama, lewat pokok-pokok pikiran DPRD,” katanya.