Padang – Sejumlah orang tua murid MIN 1 Padang mengeluh dan keberatan dengan kewajiban membeli buku pelajaran, mulai dari Lembar Kerja Siswa (LKS) hingga buku paket berlogo Tut Wuri Handayani di sekolah tersebut.
Salah satu orang tua siswa bernama Nidar mengatakan, untuk 10 buku LKS dan tiga buku paket, dirinya harus mengeluarkan uang sebesar Rp230 ribu.
Nidar mengaku terbebani karena buku pelajaran tersebut harus dibeli setiap pergantian semester. Dia keberatan lantaran ada Lambang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi yakni Tut Wuri Handayani. Ditambah lagi jumlah buku yang diterima kurang sebanding dengan biaya yang mesti dikeluarkan.
“Keberatan karena Rp230 ribu cuma dapat 10 buku LKS dan tiga buku paket berlogo Tut Wuri Handayani,” kata Nidar kepada wartawan beberapa waktu lalu, dikutip Sabtu (10/8).
Tak hanya masalah pembelian buku, dia juga merasa keberatan dengan pembayaran uang seragam sekolah yang mencapai Rp1,2 juta.
“Keberatannya karena kami tidak diperbolehkan untuk membeli seragam sendiri di luar, dengan alasan nanti tidak sama antar murid lainnya,” sambungnya.
Keberatan yang sama juga disampaikan Mahyudin. Orang tua siswa kelas V itu mengaku mengeluarkan uang sekitar Rp307 ribu untuk membeli buku. Padahal kata Mahyudin, anaknya yang sekolah tidak hanya satu.
“Kami berharap harga buku tidak membebani para orang tua siswa, khususnya bagi keluarga yang kurang mampu,” ujarnya.
Kepala Sekolah MIN 1 Padang, Lilis Andriani membenarkan ada jual-beli buku di sekolahnya. Ketika disampaikan keluhan sejumlah orang tua murid, Lilis mengaku tidak mengetahui harganya. Lilis terkesan enggan menyebutkan harga buku yang dijual ke siswa.
Meski demikian, Lilis mengaku harga buku yang dijual di MIN 1 Padang sama dengan MIN lainnya.
“Sebetulnya harga buku relatif sama kok. Di MIN mana pun akan sama harganya. Ibu tidak mengetahui harganya berapa, yang jelas harga pasar,” ujarnya.