Sumbarkita – Makin banyak kasus kekerasan seksual terhadap anak yang terungkap. Hal itu kembali menjadi perhatian publik.
Direktur Women’s Crisis Center (WCC) Nurani Perempuan Sumatera Barat (Sumbar), Rahmi Meri Yenti, mengatakan bahwa maraknya kasus itu disebabkan berbagai faktor, dari kurangnya pengawasan orang tua hingga lemahnya edukasi seksual di lingkungan masyarakat.
“Kami mencatat, sebagian besar pelaku kekerasan seksual adalah orang terdekat korban, seperti tetangga, guru, bahkan anggota keluarga sendiri. Situasi ini diperparah oleh ketidaktahuan anak mengenai batasan tubuh serta ketakutan mereka untuk melapor,” ujar Rahmi melalui sambungan telepon, Jumat (7/2).
Menurut Rahmi, salah satu penyebab utama terjadinya kekerasan seksual terhadap anak ialah kurangnya edukasi seksual sejak dini. Ia mengatakan bahwa anak-anak sering tidak memahami bahwa mereka sedang berada dalam situasi berbahaya.
“Banyak anak yang akhirnya diam karena diancam atau dibujuk oleh pelaku. Ketakutan ini membuat kasus-kasus kekerasan seksual sulit terungkap,” ucapnya.
Rahmi juga menyoroti lemahnya penegakan hukum sebagai faktor yang turut berkontribusi.
“Beberapa kasus berakhir dengan mediasi keluarga atau pelaku hanya menerima hukuman ringan. Ini jelas memberikan sinyal buruk bagi perlindungan anak,” tuturnya.
Sehubungan dengan semua hal itu, Rahmi mengatakan bahwa Nurani Perempuan mengajak para orang tua untuk lebih aktif mengawasi aktivitas anak, terutama dalam penggunaan media sosial. Selain itu, Rahmi menekankan pentingnya pendidikan seksual bagi anak-anak sebagai upaya pencegahan.