SUMBARKITA.ID — Masih banyak warga Padang Pariaman yang hidup menggunakan lampu teplok (togok). Seperti yang dialami oleh Rasip bersama keluarganya di Korong Gumali Bukik Jariang, Nagari Guguak Kuranji Hilir, Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman.
Sudah 13 tahun Rasip bersama istri dan dua anaknya hidup di rumah yang sederhana itu. Ketika malam menjelang, cahaya dari teplok jadi harapan.
Pun demikian, jika harus hidup tanpa ‘bantuan’ listrik, bagi Rasip tak mengapa. Namun dua buah hatinya (anak) lagi dirundung kegelisahan lantaran dibuli (perundungan) oleh teman sekolahnya.
Karena hidup di pedalaman, tanpa listrik dan tanpa jaringan internet anaknya diolok-olok sebagai orang pemakan babi, bahkan dicaci karena rumah mereka tidak memiliki listrik.
Saat ditemui di rumahnya, Rasip sedang tidak di rumah. Ia tengah mencari upah di sawah orang. Istrinya, Desmawati, yang berada di rumah.
“Suami saya sedang tidak di rumah, ia di sawah. Sebentar lagi pulang,” kata Desmawati saat ditemui Sumbarkita di rumahnya, Rabu (15/3/2023) sekira pukul 17.00 WIB.
Desmawati mengatakan, anak gadisnya bernama Nabila pelajar SMA yang masih duduk di bangku kelas XI sedang mengembalakan kerbau. Sedangkan si bungsu anak laki-lakinya pelajar SD, bermain sepeda di jalan setapak.
Untuk sampai ke rumah Rasip tidak bisa ditempuh dengan mobil. Mereka mengandalkan jalan setapak itu untuk pergi ke keramaian.