3. Makna Filosofis dan Sosial
Tradisi ini merupakan bentuk syukur dan kebahagiaan dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad. Penyebaran gula menggambarkan keberkahan yang dibagikan kepada semua orang tanpa pandang bulu, melambangkan ajaran Islam tentang berbagi dan kebersamaan.
Tradisi ini juga mencerminkan kerukunan antar masyarakat. Walaupun berasal dari komunitas Tamil Muslim, acara ini terbuka untuk umum dan dihadiri oleh masyarakat Minangkabau setempat. Ini memperlihatkan integrasi budaya yang harmonis antara komunitas pendatang dan lokal.
4. Persiapan dan Partisipasi Masyarakat
Persiapan Serak Gulo melibatkan gotong royong dari masyarakat setempat. Sebelum acara berlangsung, masyarakat menyiapkan gula dan makanan lain yang akan disebarkan atau dibagikan kepada para peserta.
Banyak anak-anak yang ikut hadir dalam acara ini karena mereka merasa gembira bisa menangkap gula-gula yang berjatuhan, menjadikan acara ini tidak hanya penuh makna religius tetapi juga menghibur dan menarik bagi semua kalangan usia.
5. Atraksi Budaya dan Wisata
Karena keunikannya, tradisi Serak Gulo telah menjadi daya tarik wisata budaya di Kota Padang. Banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, yang tertarik untuk menyaksikan acara ini setiap tahun.
Tradisi ini juga didukung oleh pemerintah setempat sebagai bagian dari pelestarian budaya lokal yang beragam, mencerminkan identitas Kota Padang sebagai kota yang multikultural.
6. Nilai Religius dan Kebudayaan
Tradisi Serak Gulo bukan hanya kegiatan seremonial tetapi juga memiliki nilai religius yang kuat, menekankan ajaran tentang kedermawanan dan rasa syukur dalam Islam. Di sisi lain, tradisi ini memperlihatkan bagaimana masyarakat Tamil di Padang mempertahankan identitas budaya mereka sambil tetap beradaptasi dan berbaur dengan masyarakat lokal.