Sumbarkita — Tangisan di sudut rumah sederhana Nila Yusnita masih terdengar meski suara motor polisi lalu lalang di jalanan Pasar Usang, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman. Di sanalah, di sebuah korong di Nagari Sungai Buluh Utara, segenap harap dan doa Nila untuk anak gadisnya, Siska Oktavia Rusdi (23), kini luruh tak bersisa.
Siska, bersama sahabatnya Adek Gustiana (24), hilang sejak Januari 2024. Hari-hari Nila habis di serambi rumahnya, menatap jalan setapak, menunggu Siska pulang membawa kabar kuliahnya di STIE KBP Padang. Sebelas hari setelah kabar anaknya hilang, sepeda motor Siska ditemukan petani di semak dekat Kampus MTI Tabing, Padang. Akan tetapi, jejak Siska dan Adek lenyap tanpa satu pun petunjuk berarti. Harapan keluarganya pun perlahan berubah jadi pasrah.
Harapan itu makin hilang ketika berita temuan potongan tubuh manusia di Sungai Batang Anai membuka misteri hilangnya Siska dan Adek. JS (25) alias Wanda, terduga pembunuh dan pemutilasi Septia Adinda, yang potongan tubuhnya ditemukan di Sungai Batang Anai, mengaku juga membunuh Siska dan Adek, lalu mengubur mereka di sumur tua di rumahnya di kawasan Pasar Usang.
Sumur tua itu pada Kamis (19/6) siang dikerumuni warga dan polisi. Tali pengaman membentang di sekelilingnya untuk menjaga warga agar tak mendekat. Di dasar sumur petugas menggali lumpur basah, menyingkap kengerian yang ditutup rapat.
Kepala Polres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, berdiri di pinggir sumur. Matanya tajam, suaranya bergetar menahan emosi.
“Kami pastikan pengungkapan ini berjalan transparan. Identifikasi dilakukan teliti agar keluarga bisa mendapat kejelasan,” ujarnya.
Namu,n sebelum semua jawaban tuntas, Nila Yusnita lebih dulu pergi. Saat hendak menuju lokasi pembongkaran sumur, tubuhnya ambruk dalam mobil. Serangan jantung menutup hidupnya seketika. Ia tak sempat melihat wujud putri kesayangannya, yang kini tinggal tulang-belulang.
“Beliau memang sejak Siska hilang sering jatuh sakit. Begitu mendengar kabar sumur dibongkar, beliau langsung drop. Di jalan, beliau mengembuskan napas terakhir,” ujar kerabat Nila, yang berusaha tegar meski suara seraknya pecah di tengah kerumunan pelayat.